NUSANTARASITE.COM– Dalam semangat melanjutkan perjuangan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS), mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Barat, L. Mustakim Patawari, menegaskan pentingnya konsolidasi dan kesiapan kolektif.
Dia menyebut inisiatif ini sebagai KP5S atau Konsolidasi Pemantapan Persiapan Pemekaran Provinsi Pulau Sumbawa, sebuah konsep yang lahir dari kesadaran kolektif, bukan sekadar kelanjutan dari instrumen formal sebelumnya.
Mustakim menyoroti bahwa perjuangan ini memiliki sejarah panjang. Dimulai dari KP3S (Komite Perjuangan Pembentukan Provinsi Sumbawa) yang diisi oleh tokoh-tokoh dari etnis Samawa dan Mbojo, serta didukung oleh berbagai pemerintah kabupaten/kota di Pulau Sumbawa. Kini, tongkat estafet dilanjutkan oleh KP4S, dengan semangat baru: percepatan.
Namun demikian, ia menegaskan tidak pernah ada unsur yang dengan sengaja memperlambat perjuangan ini. Lambannya proses lebih disebabkan oleh kebijakan moratorium pemekaran daerah dari pemerintah pusat yang bersifat strategis, menyikapi dinamika politik lokal hingga global.
“Tidak ada yang menghambat, yang ada adalah jeda strategis. Maka upaya dari siapa pun tetap harus kita apresiasi sebagai bagian dari proses panjang perjuangan yang konstitusional,” ujar Patawari.
Ia menambahkan, semangat perjuangan harus dijaga, terlepas siapa pun yang memulai atau melanjutkan. Namun, ia juga mengingatkan agar tidak ada narasi yang menyesatkan, seperti slogan ‘Selamat Tinggal NTB’ yang dinilai kontraproduktif dan dapat menggerus semangat kebersamaan yang menjadi fondasi terbentuknya Provinsi NTB dahulu.
“Perjuangan pembentukan PPS adalah bagian dari berkah reformasi. Jangan diseret pada propaganda atau semangat separatis yang mengabaikan nilai-nilai sejarah dan kebersamaan,” tegasnya.
Mustakim juga menolak adanya tekanan atau gerakan massa yang berpotensi destruktif. Menurutnya, semua syarat administratif telah dipenuhi, sehingga tinggal menunggu keputusan politik dari pemerintah pusat.
Lebih lanjut, ia mengajak semua pihak untuk bersiap menghadapi tahap selanjutnya dengan lebih matang. Di sinilah KP5S menjadi penting. Bukan sekadar struktur organisasi perjuangan, melainkan kesadaran bersama untuk memetakan kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman (SWOT analysis), merancang strategi, serta menyiapkan model kebijakan yang akan diambil setelah PPS terbentuk.
“KP5S bukan hanya lanjutan dari angka-angka KP3S, KP4S… tapi kesadaran kolektif untuk menuntun arah perjuangan agar PPS lahir sebagai daerah otonom baru yang benar-benar siap dan maju,” tutupnya.[]
Komentar0